Paris’Te Katliam-Christopher Marlowe Paris’Te Katliam - Chrıstopher Marlowe Christopher Marlowe, (1564-1593): Hayatı ve ölümü bir gizem perdesiyle örtülü olan sanatçı Elizabeth döneminin en önemli oyun yazarları arasında yer alır. Canterbury’de bir ayakabıcının oğlu olarak dünyaya gelmiş, zekâ ve yeteneği ile sivrilmiş, zamanının en iyi eğitimini almıştır. Din öğrenimi yapmak üzere gitiği Cambridge Üniversitesi’nde tarih ve felsefeyle de ilgilenmiş, Fransızca öğrenmiş, lisans ve lisans üstü derecelerle mezun olmuştur. İngiliz tiyatrosunda uyaksız dizeler ve açık ölçü sayesinde dilin tüm olanaklarının kulanılabildiği yeni bir çığırın öncüsü olmuştur. Kartaca Kraliçesi Dido’yu Thomas Nashe ile birlikte 1587’den önce yazdığı tahmin edilmektedir. Bu oyunu Büyük Timurlenk BRAG-BRAG, Maltalı Yahudi, Doktor Faustus ve BRAG. Edward izler. Paris’te Katliam yazarın dependent oyunudur. Uyumsuz, kavgacı ve küfürbaz bir insan olan Marlowe’un Katolik öğrenciler arasında devlet ajanı olarak çalıştığına dair şüpheler vardır. Kalpazanlıkla suçlanmış, tanrıtanımazlık idiasıyla kovuşturulmuş ve bir meyhane arkadaşı tarafından öldürülmüştür.
Yazar : İş Bankası Kültür Yayınları
Paris’Te Katliam-Christopher Marlowe
Zaman dahulu kala, saya pernah merasa sangat marah ketika seseorang yang merasa dirinya berkuasa melarang saya untuk bertugas di tempat biasanya saya bertugas. Yang membuat saya sangat marah sama sekali bukan karena larangan tersebut, tapi cara dia menyampaikannya dan alasannya. “Lo ga usah datang lagi … bla-bla-bla ...” SMS itu saya terima sesaat sebelum meninggalkan parkiran bandara. Gila!!! Hanya dengan SMS??? Apa tidak bisa disampaikan secara langsung atau lewat telepon? Emosi. Semakin emosi lagi saat saya merasa perlu membaca alasannya itu berulang-ulang hanya untuk memastikan mata saya tidak salah membaca. Alasan yang sangat pribadi, sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Tidak bisakah urusan pribadi dipisahkan dari urusan pekerjaan? Konyol! Kampungan! Pikirku saat itu. Kalau memang saya melakukan kesalahan dalam tugas, tentu dengan lapang dada dan lapang hati akan saya terima keputusan ini. Sial! Seumur-umur, baru kali ini saya diperlakukan orang dengan cara seperti ini. Seandainya saya berada dalam adegan film kartun, mungkin asap sudah mengepul keluar dari kedua telinga saya, bahkan dari ubun-ubun. Selama beberapa hari saya terpaksa beraktifitas dalam rasa kesal hingga akhirnya saya bisa berdamai dengan diri saya, tapi belum dengan orang itu. Beberapa waktu kemudian, saya merasa bersyukur tidak bertugas lagi di tempat itu (tapi masih tetap tidak setuju dengan cara orang itu). Banyak kesempatan yang muncul di depan mata. Kesempatan-kesempatan yang memberikan saya kesempatan untuk lebih berkembang. Kesempatan-kesempatan yang tidak mungkin saya raih ketika masih bertugas di tempat itu. “Pasti ada hikmah di balik ini,” kata teman saya waktu itu. Ya, ini seperti “blessing in disguise”. Dan akhirnya, saya jadi mampu bersyukur karena pernah bertugas di sana. Saya juga mampu memaafkan dia meski saya merasa tidak perlu lagi punya hubungan dalam bentuk apa pun dengan orang itu. Saya tidak mendendam, hanya saja saya tidak ingin kejadian serupa (dan kejadian-kejadian lainnya) tidak terulang lagi di kemudian hari. Blessing in disguise. Kalimat itu dan juga kenangan mengenai kejadian itu muncul lagi ketika saya membaca buku ini. Memang, kejadian yang saya alami sama sekali tidak ada apa-apanya dengan apa yang dialami oleh Franz Wisner. Karir Franz sebagai pelobi, eksekutif humas, dan sekretaris pers pemerintah terbilang cukup sukses. Bisa dibilang hidupnya sudah mapan. Dia juga punya kekasih yang sudah bertahun-tahun mendampinginya dan siap untuk menikah. Sayangnya, keadaan tiba-tiba berbalik. Seminggu sebelum acara pernikahan, calon istrinya membatalkan rencana pernikahan. Hidup Franz terasa hancur berkeping-keping. Kebahagiaan yang sudah berada di depan mata tiba-tiba memudar. Semua biaya persiapan pesta pernikahan seolah terbuang percuma. Belum lagi menahan rasa malu karena undangan sudah terlanjur disebar. Dibantu oleh sahabat-sahabat dan adiknya, Franz menelepon setiap undangan untuk memberitahukan pembatalan acara pernikahan itu. Serasa hidupnya belum cukup hancur, entah kepingan-kepingan kehancuran itu masih kurang kecil, Franz harus menerima penurunan jabatan di kantornya. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Kasihan deh loe!? Sehancur itukah dia menerima musibah itu? Terpurukkah dia? Tidak. Pada akhirnya, Franz - dengan dorongan orang-orang terdekatnya - memutuskan untuk tetap melangsungkan pesta pernikahan dan juga bulan madu meski tanpa kehadiran mempelai perempuan. Dalam pesta, dia bersenang-senang dengan para tamu, sekedar untuk meringankan bebannya, meski hanya sementara. Sementara untuk urusan bulan madu, Franz meminta Kurt, adiknya, untuk menjadi pasangan honeymoon-nya. Singkat kata singkat cerita, Franz dan Kurt – yang sebelumnya sudah bercerai dari istrinya - memutuskan untuk keluar dari pekerjaan mereka, menjual rumah mereka dan menyumbangkan sebagian besar barang-barang mereka, lalu pergi berbulan madu, melakukan perjalanan ke puluhan negara (termasuk Indonesia), dan sempat menjadi backpacker. Perjalanan itu berlangsung selama empat tahun. Banyak hal yang mereka alami dan pelajari selama melakukan perjalanan. Hubungan abang-adik itu sebelumnya tidak begitu akrab, tapi perjalanan panjang membuat mereka semakin bisa mengenal dan memahami kepribadian masing-masing. Perjalanan itu juga membuat cara mereka memandang hidup jadi berbeda. Tapi yang paling utama, mereka sedikit demi sedikit bisa meninggalkan rutinitas hidup dan pekerjaan yang menjemukan, dan melakukan sesuatu yang membuat mereka bisa menikmati hidup. Apa yang tadinya terasa bagaikan bencana dalam hidup, ternyata jadi pembuka jalan bagi Franz untuk bisa menikmati hidupnya. Blessing in disguise. (lagi) Berikut salah satu paragraf yang dia tulis yang menurut saya sebagai ungkapan kalau tak selamanya seseorang itu berada di bawah kendali orang lain. Berada di bawah kendali diri sendiri masih jauh lebih nikmat: “Selama bertahun-tahun, aku menulis untuk orang lain. Pernyatan pers untuk Gubernur Pete Wilson, pidato untuk para eksekutif di The Irvine Company . . . Sekarang, selama perjalananku, untuk pertama kalinya dalam kehidupanku, aku menulis untuk diriku sendiri. Kapan pun aku mau. Tentang apa pun yang kuinginkan. Kapan pun aku mendapatkan dorongan untuk menulis, aku akan menyambar pena, menorehkan catatan, menghabiskan waktu di warnet, serta mengirimkan beberapa buah pemikiran dan pengamatanku kepada keluarga dan teman-temanku.” (Hal 407) Sejumlah surat kabar malah tertarik untuk mempublikasikan artikel-artikel yang dia tulis. Mungkin karena ditulis tanpa tekanan, tanpa pesan-pesan sponsor, tapi dengan kejujuran. Inilah yang dia tulis saat berada di Afrika yang penduduknya harus berhadapan dengan bencana alam, gejolak politik, virus AIDS, dan nyamuk malaria. “. . . yah, mereka telah terbiasa akan hal ini; tapi tidak seorang pun merasa nyaman saat berurusan dengan kematian. Kita semua akan berjuang, melawan, dan meronta darinya. Kesadaran akan mengambil alih, dan kita akan melakukan apa pun agar bisa bertahan hidup. Perbedaannya, orang Afrika melakukannya sambil tersenyum. Dan kemampuan untuk tetap menjadi manusia (muncul) ketika segenap kemanusiaan hancur lebur di sekeliling mereka.” Hal 445 Dan kutipan terakhir ini yang paling saya suka: “Mereka akan memahami bahwa kemiskinan tidak secara otomatis sama dengan ketidakbahagiaan. Beberapa senyum terlebar yang pernah kami lihat berasal dari wilayah-wilayah berpenduduk miskin . . . Mereka akan tahu bahwa komunitas miskin tidak seluruhnya “mengenaskan”. Ada energi persahabatan yang jarang dijumpai di kota-kota Barat.” Hal 476 Pada akhirnya, kepingan-kepingan kehancuran yang sempat terjadi dalam hidup Franz, akhirnya berubah menjadi kepingan-kepingan mozaik dalam warna-warna yang indah, yang kemudian saling menyatu untuk membentuk sebuah karya yang indah dalam hidupnya. Meski buku ini tidak serta merta membuat saya berteriak “WOW”, tapi banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran dari buku setebal 485 halaman ini. Tiga setengah bintang - antara like it dan really like it - a.k.a. almost really like it.
2020-09-08 07:05
the joys of amateur music making...what more could you want. The book is a bit disorganized, but he has some very endearing moments
2020-01-31 23:47
Kitap başlığı |
Boyut |
bağlantı |
---|---|---|
Paris’Te Katliam-Christopher Marlowe okumak itibaren EasyFiles |
3.8 mb. | indir kitap |
Paris’Te Katliam-Christopher Marlowe indir itibaren OpenShare |
4.5 mb. | indir Bedava |
Paris’Te Katliam-Christopher Marlowe indir itibaren WeUpload |
5.7 mb. | okumak kitap |
Paris’Te Katliam-Christopher Marlowe indir itibaren LiquidFile |
3.8 mb. | indir |
Kitap başlığı |
Boyut |
bağlantı |
---|---|---|
Paris’Te Katliam-Christopher Marlowe okumak içinde djvu |
3.3 mb. | indir DjVu |
Paris’Te Katliam-Christopher Marlowe indir içinde pdf |
5.2 mb. | indir pdf |
Paris’Te Katliam-Christopher Marlowe indir içinde odf |
4.6 mb. | indir ODF |
Paris’Te Katliam-Christopher Marlowe indir içinde epub |
5.8 mb. | indir ePub |
Yazar: İş Bankası Kültür Yayınları
Alemdağ’da Var Bir Yılan - Sait Faik Abasıyanık Alemdağ’da Var Bir Yılan - Sait Faik Abasıyanık "İşte karşı karşıyasın. Haydi bakalım. Söyle söyleyeceğini. De diyeceğini. Dinler de. Tatlı tatlı dinler de. Sevgiden söz aç. Ne çıkar, o...
Yazar: İş Bankası Kültür Yayınları
Minik Kaşifler Yolarda - Ruth Martin Minik Kaşifler Yolarda - Ruth Martin Macera bütün minik kâşifleri çağırıyor! Hadi yola çıkalım ve hava, kara ve denizde gezen şaşırtıcı araçları keşfedelim. Bilgi pencerelerini açarak buldozerlerde...
Yazar: İş Bankası Kültür Yayınları
Acar Hafiye - Kokarca-Jürgen Banscherus Acar Hafiye’nin bu macerasında kaybolan gazeteler, karanlık tüneler, berbat bir koku ve sinirli sıçanlar var! Aslında bu davanın öyle heyecanlı bir macera olmaması gerekiyordu. Acar arkadaşı Ki...
Yazar: İş Bankası Kültür Yayınları
Eğlenceli Bulmacalarla İnşat-Kolektif Eğlenceli Bulmacalarla İnşat Eğlenceli Bulmacalarla İnşat minikleri teknoloji dünyasına yakınlaştırmak ve çevre algılarını geliştirmek amacıyla hazırlanmıştır. Çocuklar rengârenk çıkartmaları kula...